Sawiyanto, S.Pd.I, MA
Penyuluh Agama Islam Honorer/Ketua Dewan Pakar GEMA Al-Qur'an
Kecamatan Tanjung Morawa-Deli Serdang
Mari kita simak pemikiran Menteri Agama berikut ini:
"Menag: Al-Quran Aktual Sepanjang Zaman"
Banjarbaru (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali
menyatakan, kandungan Al-Quran tetap aktual sepanjang zaman. Meski di
era teknologi dewasa ini melahirkan banyak orang pintar, tetapi mereka
tetap mempelajari kitab suci itu.
“Jangan ragu untuk mempelajari
Al-Quran. Kandungan Al-Quran tidak ketinggalan zaman dan relevan
sepanjang zaman,” kata Menag di hadapan pengajian Ulumul Quran pimpinan
Guru Wildan Saman, Banjarbaru, Kalsel, Sabtu (07/12) siang.
Menag
berada di Kalsel untuk kunjungan kerja selama dua hari. Pada Sabtu
pagi, Menag melepas ribuan peserta gerak jalan kerukunan, kampanye
peningkatan penggunaan produk halal. Juga penyerahan bantuan biaya
sertifikasi halal kepada UKM 13 provinsi tahun
2013, dan penyerahan bantuan siswa sebesar Rp53 milyar. Menag berdialog
dengan para tokoh agama dan masyarakat setempat.
Didampingi
Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Nur Syam dan Gubernur Kalsel, Rudi
Arifin, di hadapan ribuan pengajian ibu-ibu di kota tersebut, Menag
mengingatkan agar umat Islam menghindari keraguan dalam mempelajari
kandungan Al-Quran.
Menag bercerita, ketika Nabi Muhammad,
Rasulullah melakukan perjalanan Isra Mi’raj, banyak umatnya tak percaya.
Hanya orang yang beriman sajalah saat itu yang mempercayai adanya Isra
Mi’raj.
Namun dewasa ini orang makin percaya adanya peristiwa Isra
Mi’raj. Umat Islam sekarang pun percaya adanya perjalanan nabi itu.
“Mereka merasa yakin bahwa peristiwa itu memang ada,” katanya.
Kenapa
mereka bisa mempercayai semua itu? Menurut Menag, karena mereka
mempelajari dan memahaminya dengan didukung ilmu pengetahuan. Para
ilmuan bisa menjelaskan perjalanan itu karena punya pengetahuan. Ilmuan
juga terus menerus menggali kandungan isi Al Quran karena isinya tetap
aktual sepanjang zaman.
Menag menjelaskan, Allah sebagai Pencipta
jagad raya tak pernah mengantuk dan tidur. Berbeda dengan ciptaan-Nya,
seperti manusia baik kaya maupun miskin, pasti punya rasa ngantuk.
Manusia tidak bisa menghindar dari rasa ngantuk.
Karena tidak bisa
mengindar dari rasa ngantuk, lanjut Menag, tentu manusia tak berhak
mengklaim dirinya untuk menjadi sombong, merasa kuat, paling pintar, dan
bisa bebas mengatur seisi dunia.
Manusia pun tak bisa berbuat
sebebas kehendak dirinya, mengatasnamakan kebebasan mutlak. “Manusia
perlu aturan, baik aturan agama maupun pemerintahan untuk kebaikan
bersama,” katanya.
Karena itu jika ada paham atau ajaran bahwa
soal agama tidak perlu diatur (negara), menurut Menag sangatlah tidak
pantas. Dalam beragama pun ada aturan atau prinsip yang harus dipegang
teguh oleh umatnya.
Keluar dari prinsip, seperti bagi umat Islam,
hal itu artinya tak mengindahkan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw.
Termasuk mengubah Al-Quran, sama saja merusak prinsip agama.
Beragama,
menurut Menag, ada aturannya. Jika kitabnya diplesetkan itu menyalahi
prinsip. Apa lagi mengubah-ubah kandungannya. Jelas-jelas sangat tidak
dibenarkan. Di negeri ini, seperti Indonesia punya Undang-Undang Dasar,
punya bendera yang disebut sang saka merah putih. Jika diubah warna
bendera dengan lainnya tentu bukan bendera RI. Begitu juga jika kitab
suci diubah oleh kelompok tertentu, jelas sangat menyalahi prinsip.
Menag
mengatakan, agama Islam kini semakin kuat. Indikatornya, banyak
mahasiswa mempelajari Al Quran. Bahkan ada keinginan kuat bahwa polisi
wanita pun ingin berjilbab. Itu suatu indikator yang menggembirakan.
Karena itu Menag yakin semakin jika umat Islam semakin paham akan
kandungan Al Quran, termasuk kalangan cendikiawannya, akan mendorong
peniungkatan berkualitas beragama di negeri ini, yang tentu umat akan
semakin sejahtera dan maju. (ess/ant/mkd)
Sumber: http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=168108
------------------------------------------------------------------PERLU KITA DUKUNG
Yang jelas tidak ada yang dapat menandingi Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup Manusia bahkan bagi seisi alam dapat tertata rapi jika kita mau berpedoman kepada Al-Qur'an. Nah dalam rangka membumikan Al-Qur'an, kami Pengurus Lembaga GEMA Al-Qur'an Kecamatan Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang terus berupaya untuk menciptkan masyarakat agar bisa membaca Al-Qur'an dan diharapkan pada akhirnya bisa mengamalkannya. Salah satu bentuk program GEMA Al-Qur'an ini adalah dengan memberikan bantuan berupa uang lelah kepada para Guru Ngaji Tradisional yang tersebar di seluruh desa/kelurahan di wilayah binaan GEMA AL-QUR''AN Kec. Tanjung Morawa. Sekcil apapun yang dilakukan oleh para guru ngaji tradisional dalam mengajar Al-Qur'an terhadap anak-anak kita itu merupakan perbuatan yang sangat mulia, mengenai tingkat kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh para guru ngaji tersebut juga menjadi program kerja Gema Al-Qur'an itu sendiri. Sebab bagaimanapun mereka terkadang banyak orang yang tidak sanggup melakukannya, ya kemungkinan disebabkan hasil yang dicapai dari segi materi tidak memadai. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan mereka disaat banyak kita yang tidak melakukan seperti apa yang mereka lakukan.
Walaupun kami menyadari bahwa apa yang kami berikan ini adalah tidak seberapa nilainya, akan tetapi inilah bukti kepedulian kami terhadap Al-Qur'an khususnya di Kecamatan tanjung Morawa. Pemberian bantuan kepada para Guru Ngaji Tradisional yang kami lakukan masih sebatas Rp.25.000,- per-orang, dan pada langkah awal ini kami baru bisa memberikan bantuan kepada sejumlah 26 orang guru ngaji tradisional yaitu satu orang dalam satu desa/kel. hal ini disesuaikan dengan keadaan keuangan kami yang berasal dari Iuran Anggota pengurus GEMA Al-Qur'an itu sendiri. Biar sedidkit akan tetapi dikerjakan terus menerus daripada banyak tetapi hanya satu kali saja. Lain halnya jika kondisi keuangan yang lebih besar kami peroleh yang tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang turut berpartisipasi dalam memberikan bantuannya kepada organisasi ini.
Semoga program ini tetap berjalan sepanjang masa...........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar