Sabtu, 12 Mei 2012

Langkah Program GEMA TAMORA

Langkah Awal GEMA TAMORA
oleh : Sawiyanto
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji adalah sebuah program untuk membiasakan masyarakat membaca Al Qur`an atau mengaji setelah selesai shalat Maghrib daripada masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi di waktu Maghrib sehingga terlupa akan waktu Maghrib yang sangat singkat.
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Morawa (H. Saripuddin Daulay, S.Ag, M.Pd) menjelaskan setelah tersusun Kepengurusan Lembaga "GEMA" Al-Qur'an Tamora (GEMA adalah singkatan dari Gerakan Magrib Mengaji)), langkah awal yang akan dilakukan oleh Lembaga ini adalah akan melaksanakan Pelantikan dan sekaligus sebagai sosialisasi kepada masyarakat Tanjung Morawa akan keberadaan lembaga yang baru dibentuk ini. Kegiatan Pelantikan ini diperkirakan sekitar Bulan Juni 2012 atau awal Juli 2012 dan sekaligus akan mengumpulkan para Guru Ngaji Al-Qur'an Tradisional agar mereka mengetahui bahwa lembaga ini merupakan wadah bagi mereka untuk tempat rujukan dalam hal permasalahan pengajian yang dilakukan oleh para guru ngaji tradisional, baik yang dilakukan di mesjid-mesjid maupun di rumah-rumah. Disamping itu menuru Ka. KUA sebelum diadakan kegiatan terlebih dahulu akan dilaksanakan Rapat Kerja Pengurus GEMA TAMORA untuk menyusun Program Kerja lembaga.
Dalam kesempatan yang sama menurut Dewan Pakar GEMA TAMORA (Sawiyanto, S.PdI) setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Pengurus GEMA TAMORA diawal berdirinya. antara lain :
1. Pengurus membuat Banner/Spanduk agar masyarakat ingat akan Magrib Mengaji;
2. Pengurus harus benar-benar bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing;
2. Pengurus harus bekerjasama dalam menjalankan organisasi sebab lembaga ini merupakan satu kesatuan
    yang tidak dapat dipisahkan antara pengurus yang satu dengan lainnya;
3. Pengurus harus memetakan/mendata Guru Ngaji, Santri yang dibina dan kegiatan yang dilaksanakannya di setiap desa/lurah di Kecamatan Tanjung Morawa ( Tanjung Morawa terdiri dari : 25 desa dan 1 kelurahan);
4. Pengurus membantu para guru ngaji tradisional melakukan administrasi sederhaana dalam manajemen    guru ngaji tradisional di setiap desa/kelurahan, seperti format pengurus pengajian tradisional, format data santri, absen santri, dll yang diperlukan dalam pendataan guru ngaji;
Pendataan ini perlu dilakukan karena sekarang adalah era data, dan data ini sangat diperlukan terutama dalam hal memudahkan pembinaan, dan tidak menutup kemungkinan data diperlukan untuk pemberian bantuan baik oleh masyarakat maupun oleh Pemerintah.Gerakan Magrib Mengaji ini di Program oleh Menteri Agama sejak tanggal 30 Maret 2011 di Istora Senayan Jakarta. Kementerian Agama mengambil enam (6) provinsi sebagai daerah percontohan yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan DI Yogyakarta. Selain itu, program ini melibatkan 800 ribu masjid/musholla, dan 95 ribu penyuluh agama di seluruh pelosok tanah air. Para penyuluh akan membina 946 ribu majelis taklim di seluruh Indonesia. Program ini juga akan melibatkan 300 ribu guru agama dan 50 ribu pondok pesanteren. (Republika/7 April 2011).
Namun demikian menurut Dewan Pakar GEMA TAMORA yang sekaligus sebagai Sekretaris LPTQ Tanjung Morawa ini tidak ada istilah terlambat dalam melakukan pembinaan Al-Qur'an terhadap masyarakat. Hanya saja bagaimana kita bisa membuat suasana belajar mengaji yang menyenangkan dan menarik bagi para santri/anak didik sehingga dapat mengalahkan kesenangan mereka terhadap tontonan/hiburan yang ada di sekitarnya seperti acara sinetron di televisi, hiburan rakyat berupa keyboard, pasar malam, dll.
Setidaknya ada beberapa hal  tujuan dari Gerakan Magrib mengaji ini, antara lain :
a. Menghidupkan kembali tradisi membaca / mendaras Al Qur`an setiap selesai shalat Maghrib di seluruh pelosok dan dusun-dusun yang ada di Desa-desa se-Kecamatan Tanjung Morawa sehingga dengan demikian diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan waktu antara Maghrib dan Isya dengan efektif untuk beribadah kepada Allah dan memperdalam wawasan keagamaannya dan tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
b. Menumbuhkan kesadaran di tengah-tengah masyarakat akan fungsi dan peranan Al Qur`an bagi kehidupan manusia sehingga Al Qur`an tetap dibaca dan dipelajari sekalipun telah tamat (khatam) dari Taman Pendidikan Al Qur`an
c.  Meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat dalam membaca Al Qur`an
d. Meminimalisir pengaruh negatif dari media elektronik
e.  Mengimarahkan Masjid dengan gema ibadah
f.  Meningkatkan kerjasama antara orang tua, masyarakat dengan unsur pendidikan dan pemerintah.
Untuk itu mari kita pikirkan bersama terutama dalam membuat semacam kurikulum atau juklak sebagai Pedoman para Guru Ngaji Al-Qur'an Tradisional. Semoga...............................Wallahua'lam.
by. Iwas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar