Langkah Awal GEMA TAMORA
oleh : Sawiyanto
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji adalah sebuah program
untuk membiasakan masyarakat membaca Al Qur`an atau mengaji setelah selesai
shalat Maghrib daripada masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di depan
televisi di waktu Maghrib sehingga terlupa akan waktu Maghrib yang sangat
singkat.
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Morawa
(H. Saripuddin Daulay, S.Ag, M.Pd) menjelaskan setelah tersusun Kepengurusan
Lembaga "GEMA" Al-Qur'an Tamora (GEMA adalah singkatan dari Gerakan
Magrib Mengaji)), langkah awal yang akan dilakukan oleh Lembaga ini adalah akan
melaksanakan Pelantikan dan sekaligus sebagai sosialisasi kepada masyarakat
Tanjung Morawa akan keberadaan lembaga yang baru dibentuk ini. Kegiatan
Pelantikan ini diperkirakan sekitar Bulan Juni 2012 atau awal Juli 2012 dan
sekaligus akan mengumpulkan para Guru Ngaji Al-Qur'an Tradisional agar mereka
mengetahui bahwa lembaga ini merupakan wadah bagi mereka untuk tempat rujukan
dalam hal permasalahan pengajian yang dilakukan oleh para guru ngaji
tradisional, baik yang dilakukan di mesjid-mesjid maupun di rumah-rumah.
Disamping itu menuru Ka. KUA sebelum diadakan kegiatan terlebih dahulu akan
dilaksanakan Rapat Kerja Pengurus GEMA TAMORA untuk menyusun Program Kerja
lembaga.
Dalam kesempatan yang sama menurut Dewan Pakar GEMA
TAMORA (Sawiyanto, S.PdI) setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh
Pengurus GEMA TAMORA diawal berdirinya. antara lain :
1. Pengurus membuat Banner/Spanduk agar masyarakat
ingat akan Magrib Mengaji;
2. Pengurus harus benar-benar bekerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing;
2. Pengurus harus bekerjasama dalam menjalankan
organisasi sebab lembaga ini merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan antara
pengurus yang satu dengan lainnya;
3. Pengurus harus memetakan/mendata Guru Ngaji, Santri
yang dibina dan kegiatan yang dilaksanakannya di setiap desa/lurah di Kecamatan
Tanjung Morawa ( Tanjung Morawa terdiri dari : 25 desa dan 1 kelurahan);
4. Pengurus membantu para guru ngaji tradisional
melakukan administrasi sederhaana dalam manajemen guru ngaji
tradisional di setiap desa/kelurahan, seperti format pengurus pengajian
tradisional, format data santri, absen santri, dll yang diperlukan dalam
pendataan guru ngaji;
Pendataan ini perlu dilakukan karena sekarang adalah
era data, dan data ini sangat diperlukan terutama dalam hal memudahkan
pembinaan, dan tidak menutup kemungkinan data diperlukan untuk pemberian
bantuan baik oleh masyarakat maupun oleh Pemerintah.Gerakan Magrib Mengaji ini
di Program oleh Menteri Agama sejak tanggal 30 Maret 2011 di Istora Senayan
Jakarta. Kementerian Agama mengambil enam (6) provinsi sebagai daerah
percontohan yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan
DI Yogyakarta. Selain itu, program ini melibatkan 800 ribu masjid/musholla, dan
95 ribu penyuluh agama di seluruh pelosok tanah air. Para penyuluh akan membina
946 ribu majelis taklim di seluruh Indonesia. Program ini juga akan melibatkan
300 ribu guru agama dan 50 ribu pondok pesanteren. (Republika/7 April 2011).
Namun demikian menurut Dewan Pakar GEMA TAMORA yang
sekaligus sebagai Sekretaris LPTQ Tanjung Morawa ini tidak ada istilah terlambat
dalam melakukan pembinaan Al-Qur'an terhadap masyarakat. Hanya saja bagaimana
kita bisa membuat suasana belajar mengaji yang menyenangkan dan menarik bagi
para santri/anak didik sehingga dapat mengalahkan kesenangan mereka terhadap
tontonan/hiburan yang ada di sekitarnya seperti acara sinetron di televisi,
hiburan rakyat berupa keyboard, pasar malam, dll.
Setidaknya ada beberapa hal tujuan dari Gerakan
Magrib mengaji ini, antara lain :
a. Menghidupkan kembali tradisi membaca /
mendaras Al Qur`an setiap selesai shalat Maghrib di seluruh pelosok dan
dusun-dusun yang ada di Desa-desa se-Kecamatan Tanjung Morawa sehingga dengan
demikian diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan waktu antara Maghrib dan Isya
dengan efektif untuk beribadah kepada Allah dan memperdalam wawasan
keagamaannya dan tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat.
b. Menumbuhkan kesadaran di tengah-tengah
masyarakat akan fungsi dan peranan Al Qur`an bagi kehidupan manusia sehingga Al
Qur`an tetap dibaca dan dipelajari sekalipun telah tamat (khatam) dari Taman
Pendidikan Al Qur`an
c. Meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat
dalam membaca Al Qur`an
d. Meminimalisir pengaruh negatif dari media
elektronik
e. Mengimarahkan Masjid dengan gema ibadah
f. Meningkatkan kerjasama antara orang tua,
masyarakat dengan unsur pendidikan dan pemerintah.
Untuk itu mari kita pikirkan bersama terutama dalam
membuat semacam kurikulum atau juklak sebagai Pedoman para Guru Ngaji Al-Qur'an
Tradisional. Semoga...............................Wallahua'lam.
by. Iwas